Dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia, pada 4 Februari 2020 lalu, Kementerian Kesehatan RI : Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTM ) mengadakan Pertemuan Social Media Influencer, bertempat di Manhattan Hotel, Jakarta.
Hadir para nasumber :
1. Direktur P2PTM
dr. Cut Putri Arianie, MHKes
2. Prof. Dr. dr. Soehartati A Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) OnkRad
3. dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak
4. Friska Batubara
ki-ka : dr. Cut Putri Arianie, MHKes
dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak
Ibu dr. Cut putri ariani , M.H.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTM ) mengatakan bahwa bertambahnya usia harapan hidup orang indonesia rentan terjangkit penyakit tidak menular. Transisi teknologi melalui gadget, yaitu ketergantungan gadget yang sekarang ini dapat digunakan apapun yang membuat seseorang jadi malas bergerak atau malas melakukan aktifitas fisik. Anak-anak atau orang dewasa pun lebih suka main game di handphone, dan lainnya yang membuat tubuh malas bergerak. Hal ini menimbulkan berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, stroke, Hipertensi, kanker dan lainnya. Beliau berharap dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai PTM dan dapat disebarluaskan demi untuk menyadarkan masyarakat akan ancaman PTM yang semakin bertambah penderitanya.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Munculnya peningkatan terhadap sejumlah penyakit tidak menular tersebut ternyata disebabkan oleh sebuah hal. Gaya hidup masyarakat masa kini telah menyebabkan kenaikan penyakit yang tidak menular.
Ada tiga faktor risiko utama yang menyebabkan peningkatan angka penyakit tidak menular. Yang pertama adalah masalah terkait diet atau makanan, yang kedua adalah perilaku, dan yang ketiga terkait lingkungan seperti polusi udara.
Pada tahun 2018 lalu, berdasar data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan kenaikan angka penyakit tidak menular. Beberapa di antaranya adalah kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, hingga hipertensi.
PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat.
ki-ka : dr. Cut Putri Arianie, MHKes
dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak
Prof. Dr. dr. Soehartati A Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) OnkRad
Prof. Dr. dr. Soehartati A Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) OnkRad dalam sharing nya mengatakan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang keliru. Banyak informasi yang didukung oleh "peluang bisnis" yang menjadikan informasi jadi menyesatkan (dari
686.000.000 hasil tentang "kanker" di google, hanya 15% yang dapat diterima untuk direkomendasikan bagi pasien; Hanif
et.al).
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan yang mengakibatkan keterlambatan diagnosis dan perawatan (70% →> 50% akibat dari hasil informasi yang keliru) . Sedangkan Insidensi kanker diestimasi akan meningkat terus menerus.
Kanker adalah penyakit ketika sel-sel abnormal membelah secara tak terkendali dan menghancurkan jaringan tubuh.
Pencegahan kanker bisa dilakukan dengan
dengan perilaku CERDIK :
1. Cek kondisi kesehatan secara berkala
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin aktivitas fisik
4. Diet dengan gizi seimbang
5. Istirahat yang cukup
6. Kelola stress
Karena jauh lebih mudah dan efisien untuk mencegah daripada mengobati kanker.
Cek kesehatan secara rutin dan waspada :
• Waktu buang air besar atau kecil terjadi kebocoran atau perubahan keblasaan
• Alat diganggu dan berhasil
• Suara serak atau batuk yang tidak sembuh- sembuh
• Payudara atau di bagian tubuh lain ada benjolan (tumor)
• Andeng-andeng ( tahu lalat) berubah sifatnya menjadi besar dan gatal
• Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
• Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh - sembuh
Kanker Payudara
Kanker adalah momok yang sangat menakutkan bagi semua orang. Apalagi dengan kanker payudara. Sungguh ngeri walaupun cuma membayangkan saja. Kanker payudara bisa terjadi pada wanita maupun pria.
Masih teringat jelas dalam pikiranku kejadian 5 tahun yang lalu, saat kakak kandungku Ary astuti, divonis positif kanker payudara stadium 2B. Padahal sebulan sebelumnya sudah melakukan operasi untuk membuang kelenjar di payudara. Ternyata sel aktif berkembang dengan cepat sehingga berubah menjadi kanker. Tanpa buang waktu, segera dilakukan operasi pengangkatan payudara. Setelahnya dilakukan kemoterapi sebanyak 8 ( delapan kali) dan terus minum obat dalam pantauan dokter hingga 5 tahun. Perubahan yang terjadi setelah kemoterapi tentu sangat banyak dan parah. Bersyukur walaupun banyak pantangan makanan, kakak selalu rutin dan meminum obat yang dianjurkan. Berangsur-angsur sistem kekebalan tubuhnya kembali walaupun tidak seperti saat sebelum terkena kanker. Namun hal ini sangat membahagiakan. Umur manusia tidak ada yang tahu, tapi sebagai manusia tetap berusaha untuk berikhtiar demi kelangsungan hidup.
SADARI atau ‘perikSA payuDAra sendiRI adalah salah satu cara untuk mendeteksi dini kemungkinan kanker payudara, dengan melakukan gerakan teratur dan teknik tertentu pada payudara untuk dapat meraba atau merasakan benjolan di payudara.
SADARI perlu dilakukan secara rutin setiap bulan, antara hari ke-7 hingga hari ke-10 menstruasi, disaat jaringan payudara tidak terlalu sensitif.
Berikut teknik-teknik yang mudah dalam melakukan SADARI:
1.Buatlah lingkaran-lingkaran kecil dari atas sampai bawah secara vertikal melingkari sekitaran payudara.
2.Ulangi tehnik nomor 1 ke payudara kanan.
3.Cubit kedua puting dan perhatikan apabila ada cairan yang keluar. Kalau ada cairan keluar, hubungi dokter.
Selain melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), jika moms sudah berusia 35 tahun atau lebih sebaiknya melakukan tes mamografi atau USG payudara minimal setahun sekali, agar kanker terdeteksi sebelum terlambat.
Lebih lanjut dalam penjelasan oleh dr. Aldrin Neilwan Panca Putra, Sp.Ak tentang " Penanggulangan Kanker Payudara dan Leher Rahim Di Indonesia " bahwa kanker adalah penyakit yang penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia. 43% kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor resiko seperti menghindari paparan asap rokok dan alkohol, memproteksi kulit dari paparan sinar ultraviolet, diet seimbang, aktivitas fisik dan pencegahan infeksi yang berhubungan dengan kanker. 30% dari kasus kanker dapat disembuhkan bila ditemukan dan diobati pada keadaan dini. 4 dari sepuluh orang dapat dicegah. Maka dari itu kita cegah sejak dini. Deteksi Kanker Leher Rahim dengan IVA / Papsmear / HPV DNA.
Tes IVA dilakukan bagi wanita aktif seksual dengan rentang usia 30-50 tahun, bisa dilakuka di Puskesmas oleh Dokter maupun Bidan. Bisa dilakukan setiap saat, dan diulang setiap tahun.
Di Indonesia sendiri, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat peningkatan prevalensi kanker dari 1,4 persen per 1.000 penduduk pada 2013 mnjadi 1,8 persen per 1.000 penduduk pada 2018.
Tidak perlu berobat keluar negeri untuk mengobati kanker karena sekarang di Indonesia pun sudah ada alat yang lengkap untuk mengobati kanker. Seperti di RSCM. PKaT RSCM merupakan satu-satunya Pusat 4D Radioterapi di Indonesia.
• Dilengkapi FFF dan laju dosis tinggi, sehingga mampu memberikan dosis ablasi dalam waktu relatif singkat.
• Dilengkapi dengan sistem verifikasi 4D dan manajemen pergerakan
• Ukuran MLC 0,5 cm sehingga pahatan dosis lebih sesuai
• Meja pasien dapat bergerak 6 aksis
• Alat ini didedikasikan untuk tehnik stereotaktik.
Seperti dalam sesi sharing bersama ibu Friska Batubara. Beliau menceritakan bagaimana keluarga dalam mengobati dan merawat ayahanda ( Cosmas Batubara ) , dengan berobat ke Jepang. Perlu biaya yang tidak sedikit dan membutuhkan waktu yang lama. Tentunya bagi keluarga yang mampu mungkin tidak masalah. Bagaimana dengan keluarga yang anggotanya ada yang terkena kanker namun berasal dari golongan biasa saja? Tentunya berobat di Indonesia adalah pilihan yang baik.
Selamat Hari Kanker Sedunia
Bersama kita bangun kesadaran masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan kanker melalui deteksi dini serta perubahan perilaku dan gaya hidup yang lebih sehat.
Kekayaan yg paling berharga adalah kesehatan. Yuk, jaga kesehatanmu dgn membudayakan perilaku
GERMAS yakni :
1. Rutin beraktivitas fisik
2. Makan buah & sayur
3. Tidak merokok
4. Tidak konsumsi alkohol
5. Cek kesehatan secara berkala
Aku harus bisa hidup lebih sehat, untuk mencegah terjadinya penyakit kanker.
Keluargaku termasuk dalam lingkup yang mengalami. Bapak kena prostat, ibu tyroid, kakak perempuan kanker payudara stadium 2b. Tante dari ibu kanker payudara. Ponakan dan sepupu dari bapak kanker payudara. Dan aku sendiri mengalami kista di indung telur. Untuk itu aku ingin hidup sehat untuk kehidupan yang lebih baik, kini dan kelak untuk sampai tua nanti.
I Am and I Will
I am Meilia and I Will Healthy Life
Siapapun kamu, laki-laki atau perempuan, sekecil apapun yang kamu lakukan, kamu punya kapasitas dan peran untuk mencegah kanker.
Jadilah Influencer yang kritis, karena tidak semua produk yang di endorse itu baik.
Untuk informasi lebih lengkap bisa cek di sosial media Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( P2PTM ) , Kementerian Kesehatan RI di Website : P2PTM
www.p2ptm.kemkes.go.id
Instagram : p2ptmkemenkesri
Twitter : p2ptmkemenkesRI
Facebook : direktorat p2ptm kemenkes RI
BloggerCrony Community
#IAmAndIWill
#DeteksiDiniSavesLives