Sabtu, 04 November 2023

Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta Kepada Masyarakat

         .                         

Kusta - Freepik.com

Menyimak dan membaca beberapa artikel tentang isu kusta, bahwa kusta masih menjadi masalah kesehatan karena menimbulkan masalah yang sangat komplek, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas hingga masalah sosial, ekonomi dan budaya karena masih terdapat stigma dan diskriminasi di masyarakat terhadap penderita kusta dan keluarganya.


Tak heran, edukasi mengenai penyakit kusta perlu diperbanyak agar masyarakat bisa mengantisipasinya. Disinilah peran media  dalam menyuarakan isu kusta kepada masyarakat sangatlah penting dan memang benar-benar diperlukan.


Talkshow Ruang Publik KBR

Talkshow Ruang Publik KBR


NLR Indonesia melalui #RuangPublikKBR di Live YouTube Berita KBR pada Selasa, 31 Oktober 2023 lalu, membahas topik tentang "Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta" dengan narasumber bapak Ajiwan Arief Hendradi, S.S ( Redaktur Solidernews.com ) dan bapak Rizal Wijaya ( sebagai host )


Perlu diketahui bahwa di Indonesia, jumlah kasus kusta baru stagnan selama 10 tahun terakhir, sekitar 16.000-18.000 kasus, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Disabilitas kusta masih tinggi, mencapai 6.6 per 1.000.000 penduduk pada tahun 2017, meskipun pemerintah menargetkan kurang dari 1 per 1.000.000.  Hal ini menunjukkan keterlambatan dalam penemuan dan penanganan kusta yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan faktor penularan melalui kontak. 


Pasien kusta dan penyandang disabilitas seringkali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan informasi mengenai perawatan kusta. Hal ini meningkatkan risiko penularan dan jumlah kasus baru kusta.


Oleh karena itu, perlu penyebaran informasi yang benar dan komprehensif tentang kusta kepada masyarakat melalui media, termasuk media sosial, media online, dan media elektronik. 


Jadi memang seharusnya media, pers mahasiswa, dan jurnalis warga memainkan peran penting dalam mengatasi hoaks, mitos, dan stigma seputar kusta serta menyampaikan informasi yang valid dan inklusif tanpa menciptakan stigmatisme dan diskriminasi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial penderita kusta.


                                 

Ajiwan Arief Hendradi, S.S ( Redaktur Solidernews.com )


Bapak Ajiwan Arief Hendradi, S.S ( Redaktur Solidernews.com ) dalam talkshow kali ini, beliau mengatakan bahwa peran media dalam menyuarakan isu kusta , cukup efektif.  Masyarakat  bisa lebih aware dengan kusta ini.  Indonesia sebagai negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia, dan hal ini menjadi tantangan bagaimana mengatasi dampak dari isu kusta itu, bagaimana cara promosinya dan juga sosialisasi terkait kusta yang dilakukan oleh media sangat efektif.


Lebih lanjut bapak Ajiwan menjelaskan bahwa media Solidernews.com adalah salah satu media alternatif yang berfokus pada isu advokasi disabilitas di Indonesia, yang berkantor di Yogyakarta, namun mencakup isu disabilitas atau difabel secara nasional.


Dengan adanya media Solidernews.com , isi kusta dan disabilitas bisa diketahui informasinya, bisa dijangkau oleh masyarakat luas di seluruh Indonesia. Berharap semoga tidak ada lagi diskriminasi juga stigma pada penyandang disabilitas.


Di Solidernews.com juga tidak ada ketentuan dan syarat khusus bagi OYPMK yang ingin bergabung dan berkontribusi.  Jadi kesempatan untuk menyuarakan isu kusta terbuka lebar.


Menyinggung tentang tantangan yang dihadapi dalam menyuarakan isu kusta, menurut bapak Ajiwan bahwa keberpihakan sosial media dan umum masih minim, sehingga kalau KBR dan NLR Indonesia tidak menyiarkan isu kusta ini, mungkin masih banyak yang belum tahu tentang kusta.  Dan Solidernewa.com juga berterima kasih karena 

upaya -upaya dalam mengkampanyekan isu kusta di media sosial  didukung oleh NLR Indonesia .


Kalau dari Solidernews.com , tantangan yang dihadapi berasal dari Sumber Daya Manusia ( SDM ), sehingga berharap semoga lebih banyak kawan-kawan yang berkontribusi, sehingga banyak isu dan fakta yang bisa dihadirkan untuk masyarakat.  



Sebagai pengingat kembali, bahwa kusta merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan yang dapat ditandai dengan lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti dengan timbulnya lesi di kulit. Penyakit kusta dapat menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.


Kusta pada umumnya dapat ditangani dan jarang menyebabkan kematian namun bisa menyebabkan disabilitas bagi penyintasnya bila terlambat di tangani.  Akibatnya, penderita kusta berisiko mengalami diskriminasi yang dapat berdampak pada kondisi psikologisnya.


Pengobatan Penyakit Kusta

Pict. Penyakit Kista - Freepik.com

Mengutip dari Halodoc, bahwa pengobatan kusta yang paling utama adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, menurunkan insiden penyakit, mengobati dan menyembuhkan pengidap, serta mencegah timbulnya kecacatan. 


Agar seseorang bisa sembuh dan mencegah terjadinya resistensi, pengobatan yang dilakukan perlu menggunakan kombinasi beberapa antibiotik.  Untuk mencegah kekambuhan, pengidap kusta diberikan kombinasi antibiotik selama 6 bulan hingga 2 tahun. Dokter akan menentukan antibiotik, dosis, dan durasi penggunaannya berdasarkan jenis kusta yang diderita.

Terapi Multi-obat (Multidrug Therapy) adalah pengobatan umum yang mampu mengobati kusta dengan kombinasi antibiotik


Dan disini sebagai peran pentingnya adalah deteksi awal dengan mengetahui ciri-ciri orang yang menderita penyakit kusta, lalu bagaimana menyampaikan kepada masyarakat.  


Namun pada kenyataannya, pasien kusta dan penyandang disabilitas seringkali kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan informasi mengenai perawatan kusta yang meningkatkan risiko penularan dan jumlah kasus baru kusta.


Oleh karena itu, perlu penyebaran informasi yang benar dan komprehensif tentang kusta kepada masyarakat melalui media, termasuk media sosial, media online, dan media elektronik.  Peran media dalam menyuarakan isu kusta kepada masyarakat menjadi hal yang sangat efektif termasuk dalam mengatasi berbagai macam hoaks dan stigma  juga mitos tentang kusta.


Sehingga orang dengan penyakit kusta tidak merasa didiskriminasi.  Karena penyakit kusta tidak menular secara langsung, dan kontaknya juga lama.  Dengan kata lain bahwa penyakit kusta adalah penyakit menular tapi tidak mudah menularnya.


Dari peran media dalam menyuarakan isu kusta, masyarakat pada umumnya diharapkan bisa lebih peduli kepada penyintas, dan tidak takut berdekatan, bisa hidup berdampingan dan tidak menjauhi penyintas (karena takut tertular tersebut).