Pic. By Alumni
Masih tersimpan di ingatan kala itu tahun 1994 ( wew jadul banget yak hihihi). Itulah tahun pertama aku menapaki bangku Sekolah Menengah Atas = SMA ( sekarang disebut SMU). Aku diterima di SMA N Prembun. Sekolahku ini terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Seneng banget rasanya. Bisa masuk ke Sekolah Negeri. Satu-satunya SMA Negeri di Kecamatan Prembun. Dan satu lagi, seneng udah bisa dibilang gadis bukan anak ingusan lagi hehe. Padahal umur juga masih menjelang 15 tahun. Biarin yang penting keren udah pake seragam putih abu-abu.
Jarak dari rumahku ke sekolah sekitar 3 KM dan aku menempuh nya dengan naik angkutan umum. Kemudian lanjut dengan berjalan kaki sekitar 300 meter. Jaman dulu mana ada jemputan. Naik angkot pun hanya Rp. 100,- . Jadi bolak balik cuma 200 perak hihihi murah banget yak. Ya iyalah tahun 90-an. Lucunya kalo pulang sekolah. Uang tinggal seratus perak dikantong, saat kenek angkot menarik bayaran, sibuklah cari-cari tuh uang logam entah nyelip disaku mana. Saku rok, saku kemeja, untungnya ketemu. Selamat deh hehehe, kalo ga masak mau ngutang. Tapi kadang sesekali kejadian juga itu uang ga ketemu. Untungnya selalu ada temen yang bantu bayarin.
Masa SMA kata orang adalah masa yang menyenangkan. Bener juga saat itu aku mengalaminya. Aku duduk di kelas 1.4 dengan wali kelas ibu Agnez. Banyak pelajaran yang kudapat. Salah satunya yaitu Sosiologi .
Pengertian Sosiologi secara umum adalah Ilmu pengetahuan tentang masyarakat yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Menurut Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi :
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Nah guru yang mengajar mata pelajaran Sosialogi adalah bapak Drs. Widianto namanya. Beliau orang yang karismatik. Tinggi, putih, rambut klimis, proporsional. Duh ganteng banget. Sayang waktu itu pun pak Wid kami memanggilnya, sudah punya istri. Nah lho malah ngarep hahaha. Namanya juga lagi puber. Tapi bukan yang macam-macam lho ya! Aku hanya sekedar mengagumi. Pak Wid ini orangnya kalem, tapi pinter menyampaikan materi pelajaran kepada muridnya . Bisa dipastikan semua murid putri mengagumi. Termasuk aku tentunya, kan udah kujelaskan tadi hehe.
Makanya ga heran setiap ulangan Sosiologi nilaiku sempurna. Hingga di buku raportku bertengger angka 9 . Wow keren banget deh hihihi. Angka 9 diantara angka 8 dan 7 untuk mata pelajaran yang lain.
Namun itu cuma bertahan 2 semester. Karena saat itu aku ikut Paskibra ( Pasukan Pengibar Bendera) yang mengibarkan bendera setiap tanggal 17 Agustus di Kecamatan Prembun. Juga untuk upacara peringatan Hari Besar yang lain. Aku bersama teman-teman latihan keras khusus untuk Peringatan HUT Kemerdekaan RI tersebut. Sialnya saat latihan kok pas seharusnya pelajaran Sosiologi. Alhasil aku ketinggalan pelajaran nya Pak Wid. Nilaiku pun turun. Walau masih beruntung dapat nilai 8.
Pak Wid menasehati aku untuk mengejar ketinggalan itu. Sampai aku kelas 3 dan mengambil jurusan IPS tentu saja masih diajar oleh beliau. Hingga pembuatan Tugas Akhir ( Karya Tulis) aku pun dapat pembimbing Pak Wid. Dan berkat bimbingan beliau aku bisa mendapat nilai A untuk karya tulisku tersebut.
Waktu cepat berlalu. Tak terasa sudah 3 tahun aku menempuh SMA ku. Waktunya berpisah. Aku lulus tahun 1997 dan melanjutkan kan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Yogyakarta.
Jadi berpisah juga deh sama Pak Wid hehe.
Sayangnya aku ga punya fotonya untuk kubagi dengan kalian. Agar kalian juga setuju kalau beliau itu ganteng hahaha.
Dengan memakai motor Vespa warna krem sangat serasi dengan penampilan beliau. Yang kalo kata anak sekarang bisa dibilang "Cool" .
Semenjak kelulusan aku ga pernah lagi ketemu Pak Wid. Pun saat acara reuni berlangsung. Cuma untaian kata semoga beliau selalu sehat, dan terima kasih sudah membimbing memberi ilmu yang bermaanfaat.
Guru memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Namun jasamu akan selalu dikenang murid-murid.
Kalian punya guru favorite kah seperti aku? 😊