Jumat, 08 November 2024

Galih Suci Pratama, Merangkul Guru untuk Majukan Kualitas Pembelajaran

                 

Source foto : satu-indonesia.com

Guru dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena kontribusi besarnya bagi bangsa, namun tidak mendapatkan penghargaan yang setara dengan pahlawan nasional.


Guru juga berjasa bagi perkembangan holistik para siswa, tidak hanya di pendidikan formal. Mereka membantu siswa mencapai potensi mereka, dan mengubah dunia menjadi lebih baik melalui ilmu dan pengalaman yang diajarkan.


Pemerintah telah menciptakan Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas jasa-jasa guru.  


Digugu lan ditiru” adalah sebuah filosofi Jawa yang memiliki makna dalam yang menggambarkan besarnya sebuah tanggung jawab seorang guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru merupakan profesi yang menjadi model karakter kuat di tengah kehidupan masyarakat, terutama terkait perannya dalam keberlanjutan pendidikan di Indonesia.

              

Source foto : Kumparan 

Seperti yang dilakukan oleh seorang Guru di Semarang, Jawa Tengah yaitu Galih Suci Pratama, sebagai Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih Di Masa Pandemi COVID-19.  Ia merangkul Guru  untuk memajukan kualitas pembelajaran.


Ternyata ide tentang program ini muncul saat Galih Suci Pratama bersama Dinas Pendidikan Kota Semarang menggelar pelatihan Google Class untuk guru-guru di kota tersebut. Dari pelatihan tersebut ia melihat bahwa ada 

semacam ketidaksiapan guru-guru dalam menghadapi pandemi Covid-19 khususnya mengenai sistem pengajaran. Setelah pelatihan itu, guru-guru menjadi lebih banyak menyampaikan soal ketimbang mengajarkan materi ajar.   Galih khawatir ini menyulitkan murid-murid dalam memahami mata pelajaran. 


Memang benar banget sih, saat Pandemi, sebagai orang tua usia sekolah, saya sangat memahami bagaimana karena keterbatasan tatap muka, para Guru di sekolah anakku banyak menyampaikan soal daripada materi ajar.  Dan ini kembali lagi sangat menyulikan murid dan orang tua pun ikut kelimpungan membantu belajar anak di rumah.


Namun di tengah masa sulit ini, kesanggupan para guru mengakomodasi anak didiknya merupakan hal yang patut diapresiasi karena ternyata terdapat banyak perjuangan yang dilakukan.  Pandemi yang menuntut aktivitas belajar mengajar dilakukan dari rumah ini menguji kompetensi para guru menyiasati penyampaian materi kepada para peserta didik.  Dan tentunya teknologi menjadi jembatan atas ketidakhadiran guru dan siswa di satu tempat yang sama. Namun, penyampaian materi kepada peserta didik terkadang tak berjalan mulus.


Berangkat dari hal tersebut, Galih kemudian memikirkan cara agar guru-guru

memiliki kanal untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Galih pun 

menggagas sebuah platform Youtube untuk mengatasi persoalan selama masa pandemi Covid-19. Para guru dilatih untuk mengetahui peralatan apa saja yang digunakan, bagaimana mengolah video dan bagaimana menghindari pelanggaran hak cipta.


Program ini dirintis sejak 13 Juli 2020,  dan Youtube Daei Galih telah memiliki 26 ribu subscribers.  Galih tidak mengambil keuntungan dari kegiatan ini dan uang yang diperoleh dari monetisasi konten digunakan untuk pengembangan kompetensi guru-guru.  Sungguh mulia sekali apa yang dilakukan Galih ini, sesuai banget dengan profesinya sebagai seorang Guru.

               

Source foto : tempo.co

Selain membuat akun Youtube, Galih dan tim juga membuat podcast dan webinar untuk guru-guru mata pelajaran. Saat ini guru-guru yang terlibat dalam pembuatan video ini sudah mencapai 500 guru di Kota Semarang. Galih juga mengatakan bahwa metode pengajaran yang mereka lakukan di kanal Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang menjadi role model bagi sejumlah sekolah di Kinabalu, Malaysia dan Filipina.


Memajukan Kualitas Pembelajaran Kanal Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang ini telah  memiliki hampir 50.000 subscribers dalam waktu delapan bulan. Hal ini menjadi wujud nyata keberhasilan upaya Galih Suci Pratama.


Galih berharap para guru dan murid di seluruh Indonesia terbantu menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah saat pandemi

             

Source foto : e-booklet SATU Indonesia Awards 

Karena upayanya membantu pengembangan kompetensi para guru di era pandemi , maka pantaslah Galih Suci Pratama, pria kelahiran tahun 1991  ini menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih Di Masa Pandemi Covid-19.


Galih berharap para guru dan murid di seluruh Indonesia terbantu menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah saat pandemi.


Galih menjadi semangat untuk bangkit bagi para generasi muda supaya tergerak memberikan perubahan dengan melakukan hal kecil namun sangat bermakna. 


Semangat Galih Suci Pratama berjuang merangkul guru memajukan kualitas pembelajaran sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa.


ASTRA mengapresiasi orang-orang yang  berkontribusi dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan untuk kepentingan bersama yang lebih baik.   Apresiasi ini diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat melalui lima bidang, kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut


Untuk informasi lebih lengkap tentang SATU Indonesia Awards dapat diakses melalui www.satu-indonesia.com.


Rabu, 06 November 2024

Vania Febriyantie Si Petani Kota - Penggerak Lahan Tidur Menjadi Kebun Pangan Produktif

                  

Source foto : Instagram @vaniavanya

Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan pertanian yang luas dan subur. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di bidang pertanian.


Namun tidak hanya lahan yang luas dan subur, Indonesia juga memiliki banyak lahan tidur karena beberapa faktor, seperti:

•Berkurangnya zat organik yang memengaruhi produktivitas tanah 

• Petani setempat tidak melakukan kegiatan pertanian intensif 

 •Lahan tidur merupakan bagian dari sistem peladangan berpindah 

 

Lahan tidur adalah lahan pertanian yang tidak digunakan selama lebih dari dua tahun. Lahan tidur biasanya ditumbuhi oleh tanaman yang tidak produktif, seperti rumput, alang-alang, dan semak.


Lahan tidur yang dibiarkan terbengkalai dapat menimbulkan dampak negatif, seperti: Erosi tanah , terbatasnya debit air saat musim kemarau  dan juga bisa menjadi sumber bencana, seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, dan kebakaran.

Sistem pangan  yang  rentan serta penyempitan lahan pertanian membuat ancaman krisis menjadi semakin nyata. 


Saat menemukan profil penerima SATU Indonesia Awards 2021 di bidang seni tani yaitu  Vania Febriyantie yang dikenal sebagai sosok inspiratif dalam dunia seni tani. Ia memiliki peran dalam kegiatan bertani di perkotaan dan mengajak anak muda untuk menjadi petani.


Vania Febriyantie dan 4 orang temannya yaitu Mentari, Fathan, Galih dan Anggiett membangun Seni Tani di Arcamanik, Kota Bandung


Seni Tani

            

Source foto : Instagram @kamisenitani

Seni Tani adalah urban farming social enterprises istilah keren untuk usaha 

pertanian urban.  Seni Tani di mulai pada tahun 2020, gerakan ini lahir atas kegelisahan sekelompok orang muda di Kota Bandung tentang sistem pangan Kota Bandung yang rentan karena didominasi dari luar Kota Bandung. Selain itu, adanya krisis regenerasi petani yang terjadi karena sistem pangan saat ini kurang berpihak pada petani, membuat pemuda kurang tertarik untuk menjadi petani.


Vania bersama timnya membangunkan lahan tidur di area tempat tinggalnya, yang semula adalah lahan penuh sampah dan berangkal kini telah berubah menjadi kebun pangan yang produktif, hasilkan berbagai sayuran sehat.  Dalam waktu 1 tahun terakhir, Seni Tani menghasilkan sayur lebih dari 150 kg.  Seni Tani menerapkan pertanian regeneratif yang alami dan berkelanjutan, dimana seluruh hasil kebun di distribusikan dengan sistem Community Supported Agriculture (CSA, kelompok ini berjumlah 24 orang 


CSA Tani Sauyunan adalah suatu rantai pasok alternatif dimana petani dan konsumen saling mendukung dengan sistem transparansi dan kepercayaan. Melalui sistem ini, petani mendapatkan kepastian harga, advance 

payment sebelum panen dan distribusi hasil panen, serta konsumen mendapatkan hasil panen yang sehat dan segar yang jelas asal-usulnya.

                

Source foto : Instagram @vaniavanya

Selain menanam, Seni Tani juga memproduksi kompos secara mandiri dengan memanfaatkan sampah halaman rumah warga sekitar serta ampas kopi dari beberapa kedai kopi di Bandung. Kompos tersebut diaplikasikan ke bedengan agar nutrisi tanah tetap terjaga, sehingga sayuran yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.


Lahan tanam Seni Tani saat ini terbagi dua. Separuh berfungsi sebagai kebun komunal untuk 97 anggota yang aktif berkebun bersama. Separuh lagi dikerjakan oleh 2 orang pemuda setempat yang menjadi petani urban dengan pendapatan tetap.


Inisiatif  yang dilakukan oleh Vania ini adalah untuk memberi ide penciptaan lapangan kerja serta mewujudkan ketahanan pangan. 


Seni Tani  yang berawal dari kejelian anak-anak muda  ini melihat banyaknya lahan tidur milik  Pemkot Bandung. Mereka membuktikan bahwa untuk memulai berkebun tidak harus selalu memerlukan satu lahan yang uas, bahkan dengan lahan berukuran 1×1 

meter pun orang sudah bisa membuat

               

Source foto : Instagram @vaniavanya

Dengan berbagai tantangan yang datang, Vania dan timnya tetap konsisten untuk terus melanjutkan perjuangan Seni Tani hingga sekarang. Hingga tahun 2023, Seni Tani telah memanfaatkan lahan tidur seluas 913 meter persegi; mengolah 9.716kg sampah organik menjadi 4.585kg kompos; dan mendistribusikan sebanyak 921,75kg hasil panen ke warga Bandung.


Vania dan Seni Tani berharap semakin banyak warga Kota Bandung yang mendukung program CSA Tani Sauyunan, serta dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan sistem pangan lokal yang berkelanjutan.


Vania Febriyantie mengungkapkan bahwa setiap orang bisa menjadi agen perubahan! Bisa dimulai dari kenali isi piringmu, dari mana asalnya, siapa yang menanam dan bagaimana cara menanamnya agar menimbulkan empati dengan sepiring makanan kita. Ayo kenali sepenuh hati, selaras dalam kolaborasi!


Apa yang dilakukan oleh Vania Febriyantie ini, pantaslah Ia mwnjadi  penerima SATU Indonesia Awards 2021 di bidang seni tani.


Vania Febriyantie menjadi semangat untuk bangkit bagi para generasi muda supaya tergerak memberikan perubahan dengan melakukan hal kecil namun sangat bermakna. 


PT. Astra Internasional , Tbk mengapresiasi orang-orang yang  berkontribusi dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan untuk kepentingan bersama yang lebih baik.  Apresiasi ini diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat melalui lima bidang, kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut


Untuk informasi lebih lengkap tentang SATU Indonesia Awards dapat diakses melalui www.satu-indonesia.com.


Minggu, 03 November 2024

Nordianto Hartoyo, Menggagas GenRengers Educamp untuk Peduli Bahaya Pernikahan Dini

                 

Source foto : Kemenpora 

Pernikahan Usia Dini merupakan ikatan yang dilakukan oleh pasangan yang masih tergolong dalam usia muda pubertas. Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 Ayat 1 tercantum bahwa usia yang sudah diperbolehkan menikah adalah 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan.

Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya pernikahan di usia dini.  Bisa karena faktor ekonomi, biasa terjadi karena kondisi keluarga yang kesulitan ekonomi sehingga salah satu jalan keluarnya adalah menikahkan anaknya di usia dini untuk meringankan beban keluarga dan mengharapkan anaknya mendapat kehidupan yang layak. Bisa juga dari faktor pendidikan yang rendah yang  terjadi pada orangtua dan anak, karena orang tua yang berpendidikan rendah pasti akan cenderung berfikir pasrah dan tidak melakukan kalkulasi dampak yang disebabkan kepada anak. Begitu juga dengan anak sehingga mengakibatkan mereka hanya bisa menerima apa yang diperintahkan orangtuanya.


Faktor lainnya bisa dari  budaya atau tradisi. Faktor ini biasanya bersifat kaku dan tidak bisa diubah. Bagi beberapa masyarakat menganggap bahwa menolak lamaran adalah sesuatu yang menghina padahal umurnya si anak belum mencukupi 16 tahun.


Media massa juga turut berperan, karena mudahnya mengakses informasi dari segala bentuk dan macam sumber di era saat ini. Anak-anak mudah sekali melihat situs-situs pornografi yang kemudian tidak dibekali bekal emosinal dan pengetahuan yang cukup sehingga menimbulkan banyaknya hamil diluar nikah menjadi pemicu pernikahan usia dini.

Source foto : Freepik

Padahal faktanya pelaksanaan pernikahan pada usia dini memberikan banyak dampak negatif bagi anak, baik secara fisik dan mental, tingginya angka pernikahan usia dini dapat meningkatkan angka risiko kematian ibu dan anak.


Sebagai ibu yang mempunyai anak perempuan, yang kecenderungan akan menikah lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, saya betul-betul menerapkan edukasi yang benar, agar kelak saatnya anak memasuki  gerbang pernikahan, sudah salah usia matang dan mental yang baik.


Tidak dipungkiri, pernikahan dini masih banyak terjadi di sekitar kita, entah dengan alasan atau faktor apa hingga pernikahan itu terjadi, cuma yang saya lihat sendiri, di tetangga dekat rumah, ada pasangan usia muda yang secara mental mungkin belum siap.  Sungguh miris banget melihatnya. 


Menggagas GenRengers Educamp

              
Source foto : E-booklet SATU Indonesia Awards

Sampai saya membaca profil Nordianto Hartoyo Sanan, beliau mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh PT. Astra Internasional untuk kategori kesehatan pada tahun 2018  berkat keseriusannya dalam mengkampanyekan dampak negatif nikah muda


Nordianto Hartoyo Sanan merupakan seorang penggerak sosial muda asal Kubu Raya, Kalimantan Barat  yang sangat peduli dengan masalah pernikahan usia muda. Sejak remaja, Nurdianto sudah memiliki keprihatinan terhadap isu pernikahan muda. 


Berawal dari keikutsertaannya sebagai peserta PIK Remaja BKKN yang memang merupakan pelatihan tentang kesehatan reproduksi remaja, bahaya seks bebas serta NAPZA, yang membuatnya merasa menemukan apa yang ia cari selama ini .  Nordianto awalnya termotivasi untuk menyuarakan kegelisahannya karena ibunya yang pernah mengatakan  bahwa kalau saja tidak menikah diusia muda, mungkin beliau akan menjadi orang yang lebih sukses, punya kehidupan lebih baik.  Ibu dari Nordianto juga sakit-sakitan karena hamil diusia muda, keguguran berkali-kali dan banyak faktor lainnya yang membuat kesehatan reproduksinya menurun.


Tergugah dengan kisah superhero yang kerap ditontonnya sejak kecil, bayangan membantu banyak orang senantiasa hadir dalam benak Nordianto. Ia yakin siapa pun itu bisa mengambil peran untuk menjadi pahlawan di lingkungannya.  Hingga pada tahun 2016,  Nordianto menggagas GenRengers Educamp,  yaitu sebuah program kemah untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada remaja.


Lewat program GenRengers Educamp, pemuda ini tidak serta-merta melarang anak muda untuk menikah. Akan tetapi ia mengajarkan berbagai hal tentang kesehatan reproduksi, bahaya seks bebas, serta pentingnya kemandirian ekonomi dalam membangun rumah tangga. Hasil akhir yang diharapkannya adalah banyak anak muda mampu menyerap informasi yang telah ia bagi, hingga menyadari sendiri bahwa perkawinan usia muda memiliki banyak dampak buruk. 


Ternyata Nordianto tidak hanya memberikan pelatihan dan edukasi untuk dapat diterapkan oleh pribadi peserta namun jugamenekankan bahwa tujuan dari kegiatan yang ia gagas adalah untuk melahirkan local champion atau kader-kader yang nanti usai program dapat meneruskan informasi ini di lingkungan mereka masing-masing. Dengan demikian, upaya untuk menekan pernikahan usia muda serta memberdayakan anak muda bangsa dapat menjangkau massa yang lebih luas. 


Keren banget karena  Nordianto juga pernah menjadi delegasi Asia-Pasifik untuk kegiatan Indigenous People Youth Conference di Rio De Janeiro, Brasil untuk menyampaikan pandangannya terkait isu yang sama. 


Kini, program yang digagasnya tersebut telah berhasil diselenggarakan di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Hingga saat ini, kegiatan educamp sudah mulai menjangkau ke berbagai kabupaten dan direduplikasi di lima provinsi.  Dan juga memiliki sekitar 20 tenaga relawan inti yang tergabung dalam tim inti GenRengers Educamp.  Bersama tim ini, dalam dua pekan sekali, Nordianto merancang dan mengadakan kegiatan educamp di pelosok daerah Kalimantan Barat 

yang rentan dengan tingginya angka perkawinan usia dini serta pergaulan 

remaja yang bebas. Harapannya, dari setiap educamp yang dihelat, akan selalu lahir relawan baru untuk mengambil peran menekan tingginya angka perkawinan dini di daerah asal mereka 


Peduli Bahaya Pernikahan Dini

             
Source foto: Freepik

Nordianto berharap anak muda Indonesia memahami arti pentingnya pendidikan, memanfaatkan ruang untuk berpartisipasi, mengembangkan diri, serta meraih mimpi tanpa harus terjerat ikatan perkawinan di usia yang begitu belia dan rawan masalah. 


Nordianto menjadi semangat untuk bangkit bagi para generasi muda supaya tergerak memberikan perubahan dengan melakukan hal kecil namun sangat bermakna. 


ASTRA mengapresiasi orang-orang yang  berkontribusi dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan untuk kepentingan bersama yang lebih baik.   Apresiasi ini diberikan kepada anak bangsa yang senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat melalui lima bidang, kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi serta satu kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut


Untuk informasi lebih lengkap tentang SATU Indonesia Awards dapat diakses melalui www.satu-indonesia.com.


Rabu, 30 Oktober 2024

Revo Suladasha, Sukses Menggandeng UMKM Kuliner Yogyakarta

Source foto : Satu Indonesia Awards

Kulineran adalah satu hal penting yang tidak boleh terlewatkan, terutama jika sedang traveling ke daerah-daerah di Indonesia. Cita rasa makanan yang kaya rempah menjadi satu alasan kuat bagi wisatawan untuk menikmati masakan khas daerah selagi berkunjung.

Siapa sih yang gak suka kulineran?  Sebagian besar pasti akan menjawab "ya", termasuk aku nih.  


Dikutip dari Kuliner Bergizi Berbasis Budaya, Dr. Sunarto Kadir, Drs, M.Kes (2022:25), wisata kuliner adalah perjalanan wisata yang berkaitan dengan masak-memasak. Untuk itu, jika melipir ke resto makanan daerah setempat, jangan sampai kulineran terlewatkan.


Kota Yogyakarta jadi nostalgia tersendiri bagiku, pernah beberapa tahun tinggal di sana untuk menuntut ilmu,   beragam kulineran udah ku eksplor bersama teman-teman jaman kuliah.  Yah pastinya kita mencari kulineran yang murah dan ramah di kantong.  Namun sejak lulus kuliah tahun 2001 hingga kini belum pernah lagi menginjak Jogja yang bener-bener buat kulineran, paling hanya sambil lewat saja.  Duh jadi kangen banget sama semua yang ada di Jogja.


Pastinya banyak banget yang berubah, apalagi di bidang kulinernya.  Baik dari segi ragam varian kuliner juga dari cara pemasarannya.  Kalau semakin mudah dijangkau, maka akan semakin banyak peminatnya.  


Apalagi saat locdown beberapa waktu lalu yah, kita pasti merasakan, jangankan buat kulineran, yang bekerja saja di wajibkan buat WFH ( work From Home ), gak bisa kemana -mana dengan bebas.  Tapi untuk kebutuhan pangan akan terus berjalan bukan?  Kita membutuhkan makanan yang bisa disimpan, yang awet untuk beberapa waktu kedepan.  


Industri kuliner di Indonesia bukan hanya tentang makanan yang lezat dan beragam, tetapi juga tentang cerita inspiratif dari individu yang berdedikasi untuk mengangkat UMKM di dalamnya. Salah satu figur yang patut diperhatikan dalam perjalanan menuju transformasi positif industri kuliner adalah Revo Suladasha dan rekannya Eri Kuncoro.

               
Source foto : Kuliner Solo Raya 


Revo Suladasha , yang memiliki latar belakang bisnis di bidang food and beverage, berinisiatif untuk membuat Yuk Tukoni, sebuah marketplace berbagai kuliner hits Jogja dalam versi makanan beku. Makanan dikemas dengan kemasan  yang dapat disimpan cukup lama sehingga dapat dikirim ke luar kota.  Bersama kawannya Eri Kuncoro yang merupakan konsultan marketing, pada 

April lalu lahirnya Yuk Tukoni. 


Yuk Tukoni adalah sebuah platform inovatif yang menghubungkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner di Indonesia dengan para konsumen yang mencari beragam hidangan lezat dari berbagai daerah. 


Yuk Tukoni didirikan untuk membantu UMKM yang terdampak selama masa pandemi. Selain itu, juga memudahkan pelanggan untuk emndapatkan makanan yang diinginkan ketika locdown.  


Revo melihat potensi besar dalam bisnis kecil-kecilan yang menjual makanan lezat dan tradisional. Beliau percaya bahwa UMKM kuliner memiliki potensi besar untuk berkembang, tetapi seringkali mereka menghadapi kendala dalam hal pemasaran, branding, dan akses ke sumber daya yang diperlukan.


Dengan adanya "Yuk Tukoni" makanan tradisional, makanan ringan khas daerah, hidangan eksotis, dan banyak lagi dapat ditemukan dengan mudah oleh konsumen dari seluruh penjuru negeri. 


"Yuk Tukoni" tidak hanya sebatas sebuah marketplace.  Akan tetapi adalah ekosistem yang mendukung para pelaku UMKM. Dengan akses yang lebih besar ke pasar, pelatihan, dan dukungan teknis, para pemilik bisnis kuliner UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dan menciptakan lapangan kerja.

               
Source foto : Kuliner Solo Raya 

Sampai kini, Yuk Tukoni sudah bekerja 

sama dengan 60 UMKM yang tersebar 

di Jawa Tengah, Madiun, dan Semarang. 

Yuk Tukoni sudah menjual 1.800 produk 

melalui platformnya.  Sebesar 50-60 persen dari total pemesanan berasal dari ibukota.


Seperti  yang di ceritakan oleh Eko, 

pemilik Mie Ayam Bu Tumini, salah satu 

UMKM yang memasarkan dagangannya 

lewat Yuk Tukoni cukup terbantu 

dengan kehadiran platform ini di tengah 

pandemi; biasanya dalam dua hari sekali, 

Yuk Tukoni membeli 200 bungkus mie 

ayamnya. Alasannya adalah Yuk Tukoni 

memiliki banyak pelanggan. Yuk Tukoni 

pernah kebanjiran pesanan hingga ratusan 

bungkus sampai-sampai mitra kewalahan 

memenuhi kebutuhan pasar. 


Selain itu, untuk melebarkan sayapnya dalam usaha pemberdayaan UMKM, Yuk Tukoni menyiapkan toko offline di di 

beberapa tempat. Mereka juga membuat 

workshop untuk UMKM agar dapat 

menjual produknya di tengah pandemi.


Revo Suladasha telah menjadi teladan bagi banyak orang dengan tekadnya untuk membantu memajukan UMKM kuliner di Indonesia. Revo telah membuktikan bahwa kesuksesan dalam bisnis kuliner bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi juga tentang memberdayakan komunitas dan memperkaya budaya kuliner lokal.


Apa yang dilakukan oleh Revo ini, patutlah Ia meraih penghargaan bergengsi SATU Indonesia Awards 2020 kategori khusus "Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19".


Keberhasilan dan dedikasi Revo Suladasha adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Ia membuktikan bahwa dengan pengetahuan, inovasi, kerja keras, dan semangat untuk berbagi kesuksesan dengan orang lain, kita dapat mencapai prestasi luar biasa dalam dunia bisnis.


Senin, 28 Oktober 2024

Anjani Sekar Arum , Si Batik Bantengan

Source foto : Malang Voice

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi. Batik memiliki makna dan filosofi yang terkandung dalam corak dan ragamnya.


Memakai batik adalah simbol persatuan yang melampaui perbedaan sosial, baik kaya maupun miskin.   Setiap tahun Indonesia merayakan hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober  sebagus bentuk penghargaan  dan kebanggaan terhadap warisan budaya ini


Warisan budaya batik semakin diakui secara global, dan masyarakat Indonesia diharapkan untuk lebih percaya diri dalam memakai batik sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya Indonesia.


Seperti yang dilakukan oleh Anjani Sekar Arum dari Batu, Malang, Jawa Timur. 

Usaha Anjani melestarikan budaya sembari di saat yang bersamaan mengangkat derajat ekonomi para pembatik muda yang membuatnya menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards di kategori Kewirausahaan pada tahun 2017.

                 
Source foto : Kompasiana.com

Masyarakat lereng pegunungan Jawa Timur (Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi, dan Raung-Argopuro) sejak masa Kerajaan Singasari memiliki seni budaya yang erat kaitannya dengan Pencak Silat. Namanya Bantengan. Di Batu, Bantengan berkembang di wilayah yang sekarang menjadi Desa Bumiaji.  Hingga saat ini Bantengan terus hidup di Batu. Budaya ini terjaga dengan baik.


Batik Bantengan adalah hasil gabungan 

dari bakat, keahlian, ketekunan, dan cinta.  Anjani Sekar Arum memulainya pada Agustus 2014 dengan mendirikan sanggar dan galeri batik Andaka di Kota Batu, Malang. Ia mendesain sendiri motif kain batik Bantengan.   Anjani Sekar Arum tumbuh di keluarga seniman. Selain pegiat seni budaya Bantengan, ayahnya seorang pelukis. Pun begitu dengan pamannya. Nenek Anjani seorang penari. Canggah-nya (orang tua dari buyut) seorang pembatik namun keahlian tersebut tidak diturunkan.  Namun pemikirannya sudah bulat: Bantengan harus menjadi motif batik.  Anjani mengasah keahliannya di  Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.dan mulai membatik pada 2010.


Kerja kerasnya belajar membatik tidak sia-sia. Skripsinya  yang membahas batik  dan batik-batik yang dia buat semasa kuliah dinilai tinggi oleh almamaternya


Seniman Gerakan Sosial

                 
Source foto : Kumparan 

Pada tahun 2014 ia bisa berpameran. Hal ini tentunya serta merta mengangkat derajat Batik Bantengan.  Dari 54 kain,  ia menyisakan satu lembar.


Alih-alih glamor, perjuangan Batik Bantengan Anjani Sekar Arum berjalan di tingkat akar rumput.  Ketika Istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, mengajaknya pameran di Praha, Republik Ceko. Dua pekan menuju hari H, Anjani cuma sanggup membuat 10 lembar kain. Ternyata tidak mudah mencari pembatik yang tekun dan bagus. 


Pada 2015, ia bertemu dengan Aliya, gadis berusia 9 tahun yang tertarik mempelajari cara membatik.   Sejak itu, Anjani memilih melatih anak-anak menjadi pembatik di sanggarnya.  Sampai kini, sudah 58 anak yang belajar di sanggarnya, 28 di antaranya menjadi pembatik aktif. 


Setiap bulan, Sanggar Andana rata-rata menghasilkan 45 lembar kain batik. Setiap lembar dijual Rp 300 ribu-750 ribu.  Dari setiap batik yang terjual, hanya 10 persen yang masuk ke sanggar. Sisanya menjadi milik para pembatik muda, dan jumlahnya tidak sedikit karena batik Bantengan yang dihasilkan para pembatik muda di Sanggar Batik Tulis Andhaka berharga jutaan. Harga batik yang dihasilkan anak-anak asuh Anjani lebih tinggi daripada harga normal batik.


Memasyarakatkan motif baru tidak sesederhana menggelar pameran di dalam dan luar negeri  selain di ajang pameran besar dalam negeri, Batik Bantengan sudah dipamerkan di Ceko, Taiwan, Malaysia, Singapura, dan Australia, 

.

Sejak 2017 Anjani bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Batu untuk memasyarakatkan Batik Bantengan. Dinas Pendidikan membagikan secara cuma-cuma peralatan membatik  yang harganya tidak murah kepada sekolah-sekolah berakreditasi A di Kota Batu, sementara Anjani menyediakan para pembatik muda di sanggarnya untuk menjadi pengajar ekstrakurikuler membatik di sekolah-sekolah terpilih.


Anjani mengatakan bahwa Bantengan itu asalnya dari leluhur, harus dilestarikan.  Jangan sampai diambil alih. Apalagi ia sebagai  pelestari budaya. Akhirnya melihat keunikan kesenian tersebut, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Bukan dalam hal komersil, tapi dijadikan ciri khas daerah.

Desa Bumiaji, sebagai desa wisata, memiliki semua hal yang dibutuhkan oleh seniman batik seperti Anjani.  Karenanya, kehadiran Anjani melengkapi yang membuat Bumiaji menawarkanwisata baru, yaitu Anjani dengan sanggar dan galerinya.


“Mempertahankan motif ini, menguatkan motif ini menjadi motif khas Batu, memang susah,” ujar Anjani. “Bertentangan dengan politik, dengan banyak hal. Mau tidak mau kita harus ‘perang’ dengan itu.”

Menurutnya, menurunkan keahlian membatik kepada generasi muda adalah cara melestarikan budaya.


Batik cap Banteng khas Kota Batu selayaknya patut dibanggakan.  Karena motif batik yang dicetuskan warga Desa Bumiaji, Kota Batu ini dikenal hingga internasional.


Pantaslah kalau usaha Anjani melestarikan budaya sembari di saat yang bersamaan mengangkat derajat ekonomi para pembatik mudanya ini membuatnya menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards di kategori Kewirausahaan pada tahun 2017.


Program yang  diinisiasi Astra untuk menjaring anak-anak muda Indonesia yang memiliki kegiatan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya di  seluruh Nusantara.