temu blogger di pekan perpustakaan kemendikbud 2019
Hmm.. Sejak dulu paling suka aku ke perpustakaan. Selain membaca , mengerjakan tugas sekolah, aku bisa melamun, berbisik-bisik sama teman ( hahahaha kalau ini jangan ditiru yah, karena kan di perpustakaan ga boleh berisik, harusnya memang membaca bukan mengobrol).
Sewaktu aku SMA tahun 1994 ( ya ampun tuanya aku 😀), dahulu kami ada jam pelajaran khusus untuk ke perpustakaan. Dalam 6 hari sekolah, ada satu hari dimana ada jam pelajaran untuk ke perpustakaan. Walau pun nyatanya banyak yang malah ngobrol, atau malah pergi ke kantin. Namun jam pelajaran ini sangat menyenangkan. Aku bisa memilih bacaan apa saja. Dahulu belum ada kolektif, jadinya agak susah mencari buku-buku yang ada di perpustakaan. Jadi kalau misal membutuhkan referensi buku, biasanya letak buku diurutkan dari abjad, kami harus memilih buku itu satu persatu.
Saat meminjam masih manual banget, dengan dicatat di kartu perpustakaan, dan diisi di buku besar khusus peminjam dan yang sudah mengembalikannya. Masih repot banget.
Namun seiring jaman berubah, era digital semakin mempermudah. Seperti yang ada di Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Perpustakaan ini sudah berdiri sejak tahun 15 tahun lalu.
Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan pengintegrasian koleksi perpustakaan Kemendikbud yang jumlahnya lebih dari ratusan ribu koleksi.
DALAM rangka memperingati berdirinya Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang ke-15 tahun, Perpustakaan Kemendikbud menggelar Pekan Perpustakaan Tahun 2019. Kegiatan itu diselenggarakan pada 25-30 November 2019, di Perpustakaan Kemendikbud, Senayan, Jakarta. Tema yang diangkat kali ini "Kolaborasi Perpustakaan dan Komunitas Untuk Mewujudkan SDM Unggul".
Dengan ini diharapkan perpustakaan Kemendikbud ini makin tahun koleksinya semakin banyak. Semoga ini membawa nilai lebih kepada para pengunjung, para pembaca.
Pada Pekan Perpustakaan Kemendikbud 2019, banyak sekali kegiatan kegiatan bermanfaat yang digelar, diantaranya, peluncuran Sistem Integrasi Koleksi Perpustakaan Kemendikbud (SIKOPER); seminar/workshop/diskusi/talkshow; mendongeng (storytelling); membacakan cerita (read aloud); diskusi dan pemutaran film; serta pameran komunitas Sahabat Perpusdikbud.
Temu Blogger yang concern terhadap pendidikan dan literasi pada tanggal 30 November 2019 lalu diadakan. Sejalan dengan Pekan Perpustakaan Kemendikbud 2019, Pendidikan Karakter dan Rumah Belajar menjadi tema diskusi dalam Temu Blogger kali ini.
Diskusi berlangsung dengan menghadirkan narasumber yaitu :
1. Ade Erlangga - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) - pendidikan karakter sebagai gerakan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa.
2. Hasan Chabibie ( Kepala Pustekkom ) - Inovasi Digitalisasi Sekolah Menggunakan Portal Rumah Belajar
ki-ka: pak hasan chabibie, pak ade erlangga, mas angga
Fungsi perpustakaan, tambah Bapak Ade Erlangga, juga berkembang. Bukan saja sebagai tempat mencari dan membaca buku yang diinginkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan, diskusi, bahkan bisnis. Keberadaan perpustakaan juga saat ini tidak melulu di perkantoran, tetapi di tempat publik lainnya, seperti rumah makan, stasiun, bandara.
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter untuk memperkuat siswa.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Tidak mudah terpengaruh hal-hal yang tidak baik.
Kedepannya pendidikan bisa mempunyai daya ungkit yang tinggi.
para peserta temu blogger
Utamanya bukan pada infrastruktur. Walaupun pada dasarnya sangat penting, tetapi lebih utama dengan guru yg berkarakter yang ada dipelosok-pelosok seluruh Indonesia .
Karakter anak terbentuk dari lingkungan sekolah. Guru yang mengukir sejarah hidup seseorang ( murid). Pembentukan karakter tidak bisa digantikan dengan digital. Pendidikan karakter sudah seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak.
Hal yang salah dalam pendidikan, karena pendidikan jaman sekarang mengarah kepada kapitalisme.
Secara umum fungsi pendidikan ini adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.
Beberapa fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut :
• Untuk mengembangkan potensi dasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik.
• Untuk membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur.
• Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.
Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Disinilah kita harus menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi setiap orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orang tua, sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya.
Rumah Belajar
Diluncurkan tahun lalu ( 2018 ) . Aplikasi ini gratis dan bisa di download di PlayStore dan IOS. Rumah Belajar adalah sebuah inovasi pembelajaran dari Kemendikbud yang menghadirkan portal pembelajaran untuk siswa dan guru bertujuan untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menarik, interaktif secara gratis.
tampilan konten dalam aplikasi rumah belajar
Digitalisasi Sekolah Menggunakan Portal Rumah Belajar
Didiklah anak-anak sesuai dengan jamannya, karena mereka akan hidup dijaman mereka, bukan dijamanmu.
Hasan Chabibie ( Kepala Pustekkom ) - menjelaskan bahwa tantangan generasi di era revolusi industri 4.0 yaitu :
Dalam 5 tahun ke depan akan menyebabkan hilangnya 5 juta pekerjaan.
Pekerjaan yang paling banyak dibutuhkan saat ini adalah pekerjaan yang 10 tahun yang lalu atau 5 tahun yang lalu belum pernah ada.
Diperkirakan 65% anak yang masuk sekolah dasar saat ini akan bekerja pada suatu pekerjaan yang benar-benar baru dan belum ada saat ini.
Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important - Bill Gates
5 nilai utama karakter prioritas PPK :
• Religus
• Integritas
• Nasionalis
• Mandiri
• Gotong-royong
Kelima nilai karakter utama ini bukanlah nilai yang berdiri dan berkembang sendiri -sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
Memang sudah seharusnya digitalisasi sekolah harus dikembangkan.
• Input
PPDB online ( Penerimaan Peserta Didik
Baru)
• Process
Rumah Belajar, TV edukasi , Radio Edukasi
dan lain-lain
• Output
UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer)
• Outcome
E-raport, Portfolio siswa
Jadi dari awal penerimaan siswa baru sampai siswa mendapatkan raport, semua menggunaka teknologi digital. Aktivitas kita akan selesai dalam satu genggaman.
Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat.
Cetak generasi SDM unggul yang berkarakter untuk Indonesia Maju
Belajar dimana saja, kapan saja, oleh siapa aja .
Mari belajar di Rumah Belajar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar