Sabtu, 18 Juli 2020

Pengalaman Daftar  Anak Ke SMA Negeri di PPDB  Jabar Secara Online Saat Kondisi Pandemi



                          



Hallo Moms

Assalamualaikum

Saat memasuki tahun ajaran baru, adalah saat-saat dimana orang tua pusing, bener gak? Yah bagaimana tidak? Orang tua mesti menyiapkan dana yang tidak sedikit untuk pendidikan melanjutkan sekolah anak.

Mau sekolah swasta atau negeri ? Kadang ini jadi perdebatan tersendiri. Kita ketahui , semua sekolah itu baik yah, mendidik anak-anak kita  kelak menjadi seorang yang sukses aamiin.

Ternyata biaya dan prestige pun menjadi pertimbangan tersendiri mengapa sebagian besar  orang tua menginginkan anaknya masuk sekolah negeri. Tidak terkecuali aku.

Apalagi di kondisi Pandemi saat sekarang ini yang memberlakukan pendaftaran secara online dan berdasarkan nilai raport juga zonasi. Karena tidak ada ujian akhir Nasional. Jadinya disebut istimewa deh " Lulusan Corona " .

Alhamdulillah yah bagaimana pun kondisinya, pendidikan anak tetap yang utama. Harus siap ga siap nih!

                       
dokpri . saat wisuda smp



Percakapan dengan anak :

Rayhaan( Anak ) : R

Mama ( aku )     : M


R     : "Mah, aku mau daftar di SMAN 1 Jonggol "

M     : " Kenapa  ga di SMAN 2 Jonggol , kak?" Peluang nya lebih tinggi."

R     : " Aku ga mau Mah, maunya SMAN yang Favorit. Kalau SMAN 2 Jonggol kan Masih baru."

M     : " Ya udah, udah jadi pilihan kamu kan, apapun hasilnya nya harus diterima, semoga jadi  rejekimu yah nak aamiin"


Begitulah sepenggal percakapan awal  mula aku mendaftar kan anakku ke SMAN 1 Jonggol lewat Jalur Prestasi di PPDB Jabar Tahun 2020.

“Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (KBBI)

Jadi Pendidikan itu  merupakan pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibawah pengawasan guru pembimbing.

Untuk pendidikan itu sendiri ada Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar  nasional pendidikan bahwa :

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Untuk lebih memperjelas , aku ingin berbagi pengalaman di pendidikan formal yah Moms, yaitu sekolah dan terutama Sekolah Negeri.

Anakku Rayhaan Alfaro, tanggal 3 Juli tahun ini  berulang tahun yang ke -15. Awal masuk sekolah usia 3 tahun  ( sekolah Playgroup ) karena aku bekerja dan biar anak bisa bersosialisasi dengan  teman-temannya.

Dahulu tidak berpikir kalau umur akan jadi kendala saat akan masuk sekolah negeri. Yang kupikirkan hanya anaknya mau dan senang bersekolah ( lebih banyak bermain nya sih ) dan bertemu dengan teman-temannya.

Masalah muncul saat memasuki jenjang  sekolah dasar. Sudah 3 tahun Rayhaan sekolah sebelum nya ( Playgroup, TK.A , TK.B ) . Saat itu usia 6 tahun pas.

Susahnya mau sekolah negeri karena ada patokan umur minimal 7 tahun. Tentunya Anakku ga mau lagi kalau harus mengulang TK. Akhirnya aku memasukkan anakku ke SD swasta , dan berlanjut ke SMPIT.

Hmmm jangan ditanya Moms, pasti tahulah gimana rasanya menyekolahkan anak di swasta. Tentunya biaya lebih tinggi. Tapi memang kualitas juga sebanding. Tapi yaitu tadi,nafas rasanya "bengek" hehehehe.. ini itu bayar.

Bahkan saat Pandemi sekarang ini,anak School from home, kami tetap membayar full. Memang kebijakan tiap sekolah berbeda yah Moms. Apalagi adiknya Rayhaan juga  sekolah dasar swasta saat ini.

Itulah hal yang menjadi keinginanku agar Rayhaan bisa sekolah di SMA Negeri. Biar mamanya bisa napas hahaha..

Sekolah negeri juga menjadi gengsi tersendiri buat para sebagian orang tua. Sudah seperti lazim bahwa anak yang sekolah di negeri itu bisa dibilang pintar dalam pelajaran nya. Tidak adanya pembayaran uang gedung juga biaya untuk pembelian buku, kegiatan sekolah, ujian sekolah dan lainnya.

Sekolah di SMAN juga seperti batu loncatan agar bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Akhirnya berlomba lomba deh dengan usaha untuk bisa menembus SMA Negeri ini.

Saat kondisi Pandemi sekarang ini, untuk wilayah Jawa Barat memberlakukan pendaftaran secara online. Untuk tahap 1 yaitu dengan jalur prestasi ( nilai raport kelas 8 semester 2 dan kelas 9 semester 1 dan Prestasi perlombaan ).

Jalur Afirmasi yaitu dengan keterangan dari keluarga tidak mampu. Juga ada jalur perpindahan orang tua atau guru.

                         
Doc. PPDB Jabar
Jadwal PPDB


Rayhaan mencoba di jalur prestasi dengan pilihan SMA N 1 Jonggol. Bersama teman  lainnya dari SMP mencoba peruntungan rejeki. Berkas - berkas disiapkan, di scan upload pdf. 

Ternyata saat  pengumuman tahap 1 tanggal 22 Juni lalu, Rayhaan dan teman-temannya tidak ada satu pun yang diterima. Skor yang didapat jauh banget. Entahlah dari pihak sekolah pun tidak memberitahukan apa kriteria nya sehingga bisa mendapatkan skor nilai itu.

Umur dannyempat tinggal pun jadi kriteria disamping nilai raport.

Setelah dilihat nilai skor nya lagi. Ternyata di SMA 2 Jonggol, skor tertinggi diterima hanya 365-an. Sedangkan skor Rayhaan 485. Malah dari sekolah bilang, kuota untuk jalur prestasi di SMAN 2 Jonggol baru terisi separuhnya dan sisanya akan dimasukkan ke jalur zonasi.

Hmmm... Memang feeling orang tua kuat yah. Diawal aku menyarankan Rayhaan untuk ambil SMAN 2 Jonggol. Tapi kembali lagi. Anaknya ga mau. Yah bagaimana lagi, orang tua hanya bisa memberikan semangat dan doa.

Tidak patah semangat, kini ikut lagi tahap 2 , jalur zonasiNah disini terjadi kendala lagi. Rumah kami ditengah-tengah antara kecamatan Jonggol dan kecamatan Cileungsi. Namun untuk domisili masuk kecamatan Cileungsi.

Jadi mau ga mau Rayhaan ambil zonasi wilayah Cileungsi ( Bogor )  yaitu Cileungsi, Klapanunggal dan Gunung Putri . Rayhaan pilihan pertama SMAN 2 Cileungsi dan pilihan kedua SMA N 1 Cileungsi.

Mengapa? Ya karena dengan pertimbangan letak sekolah SMAN 2 Cileungsi lebih dekat dari pada SMAN 1 nya.

Belum lagi aturan domisili minimal setahun. Lha kami sudah 10 tahun disini, salahnya belum ganti Kartu Keluarga (KK) . Hmmm akhirnya ke kelurahan Situsari deh buat memperbarui domisili.

Disini aku ngrasa, duh repot nya..tapi salah sendiri kenapa ga cepat- cepat ganti KK ( Kartu Keluarga ).  Ya memang sekarang pun mau urus pindah KK juga ribet. Posisi KK masih Kebumen -Jawa Tengah. Waktu dan tenaga yang tidak memungkinkan untuk pulang saat Pandemi sekarang ini.

                       
Dok. PPDB Jabar
Persyaratan PPDB SMA


Akhirnya dengan kepasrahan ...duh pasrah aja hehehe.. tentu tidak..tetep dengan usaha. Bismillah daftar jalur zonasi dengan menggunakan domisili. Berdoa semoga rejeki Rayhaan bisa diterima dan bersekolah di sekolah Negeri aamiin.

Moms, udah bosen belum nih bacanya?

Aku ngalamin banget yah Moms susah dan ribetnya mau masukin anak ke sekolah SMA Negeri. Beneran pengalaman pertama nih, biar nanti selanjutnya udah ga bingung lagi saat memasukkan adiknya Rayhaan ke SMP Negeri.

Tahun depan nih semoga ga kendala dan peraturan kali yah berubah . Soalnya nanti masuk SMP, usianya 12 tahun 4 bulan.


  • Jadi yah Moms, pertimbangkan umur dan domisili kita yah jika  ingin mendaftarkan anak ke sekolah negeri. Sebagai warga yang baik kita memang harus menaati peraturan. Termasuk peraturan pendaftaran ke sekolah negeri. 


Faktor usia dan domisili harusnya sudah menjadi maklum adanya. Semoga peraturan tahun ajaran yang baru nanti bisa berubah dengan kebijakan yang baru. Agar anak berprestasi bisa mendapatkan sekolah pilihan nya tanpa terkendala faktor umur dan lainnya.


Terima kasih,

Wassalamualaikum.

14 komentar:

ariefpokto mengatakan...

Memang unik tahun 2020 ini ya. Selain pandemi masuk sekolah saja jadi ribet. Bukan hanya faktor umur tapi zonasinya juga. belum susah kemana mana karena covid19. Semoga yang terbaik buat Rayhan yaa

Lina mengatakan...

sekarang ada bnyk faktor ya seseorang bisa masuk sekolah mana beda dengan saya dulu yang hanya satu dua aturan aja dan masih bisa cari sekolah sendiri tanpa ribet

adhealbian mengatakan...

Kemarin baru bahas ttg peraturan baru daftar sekolah ini sama kk ku ( yg punya anak mau masuk SD ), sempet bingung karena usia. Klo melihat peraturan ini, sepertinya keponakan ku akan terpaksa nunda setahun nih mba masuk SD nya ;(

Maria G Soemitro mengatakan...

Karena ga ada acara wisuda, jadi berpotret sendirian 😊😊

Eniwei lulus corona atau lulus dalam situasi normal, tetap ribet ya?

Ophi Ziadah mengatakan...

covid 19 ini bener bener meninggalkan kesan khusus di semua sektor ya..apalagi di bidang pendidikan..
termasuk soal PPDB dan Lulusan 2020 inih...
tapi klo soal usia aku juga concern nih kr dua anakku lahirnya di bulan2 stlh juli dan itu suka nanggung klo soal usia masuk sekolah...PR nih kayaknya

Widy Darma mengatakan...

Jadi nostalgia dulu aku ikut PPDB SMA di jakarta, semua urus sendiri, karena ibuku kerja huhuhu...

Visya Al Biruni mengatakan...

Soal zonasi ini 2 tahun terakhir aku cukup mengikuti dan bertanya-tanya apakah nanti zaman anakkah sekolah masih pakai zonasi juga? Hehe. Aku selaku anak negeri ngga pernah ngalamin zonasi alhamdulillah.

Anis Khoir mengatakan...

memiliki anak lulusan korona memang sedikit banyak memiliki perbedaan dengan generasi sebelumnya. Karena saya sendiri juga merasakannya mendaftarkan anak meskipun tahun ini masih masuk TK

Lina W. Sasmita mengatakan...

Jadi gimana Mbak, Rayhaan keterima ke SMA 2 apa SMA1 Cileungsi? Aku jadi degdegan ikut menunggu hasilnya.

Taumy mengatakan...

Benar-benar perjuangan memang ya, untuk sekolah di zaman sekarang. Apalagi sudah main zonasi dan kuota terbatas. Ditambah dengan, mobilisasi yang sering. Jujur, saya sendiri sering dipindah tempat tugas kemana2. Semoga nanti pas anak masuk sekolah sudah bisa menetap.

Syaiful BS mengatakan...

Wah di Jonggol yaa mbak, aku tau tuh SMAN 1 Jonggol dan 2 Jonggol hehe. Btw kemaren aku juga ngurusin adek daftar di Setu hehe Alhamdulillah lolos hehe

Afifah Mazaya mengatakan...

Kadang, memang sekolah negeri punya nilai dan gengsi tersendiri terutama yang favorit. Tapi, yang swasta juga banyak yang bagus. Yang mana pun, semoga berkah dan bermanfaat ilmunya.

bundasugi mengatakan...

Jalur zonasi kadang memang menjadi kendala ya mom untuk memilihkan anak pada sekolah yang diharapkan. Semoga tahun berikutnya akan ada perbaikan sistem ya ..

Andy Hardiyanti mengatakan...

Gak lagi masa pandemi aja saya sering lihat curcol buibu tentang ribetnya ngurus PPDB gini. Duh gak kebayang gimana kalau ditambah dengan situasi seperti sekarang. Mesti siapsiap nih walaupun si sulung masih duduk di bangku sekolah dasar.