Selasa, 13 Desember 2022

Sistem Pertanian Terpadu Cara Rizki Hamdani Melahirkan Petani Millenial dari Pesantren


Source foto : Inspirasi Para Penerang Negeri

Pesantren merupakan lembaga pendidikan  yang didalamnya terdapat sebuah pendidikan tradisional ataupun modern yang banyak ikut andil dalam pengembangan pendidikan Islam. Keberadaan pesantren sangat dibutuhkan masyarakat dikarenakan telah dipercayai bahwa pesantren adalah tempat yang banyak mencetak para santri menjadi pribadi yang baik dan bermoral tinggi.

Dan, para santri seyogyanya tidak bisa terhindarkan dari dunia pertanian. Pertanian merupakan hajat hidup manusia di sepanjang usianya. Tidak ada tani bisa dibilang tak ada yang bisa dimakan. Dengan demikian pertanian harus terus lestari

Santri diyakinkan bahwa memiliki keterampilan seperti bertani, beternak, atau budi daya ikan bisa menjadi alternatif setelah keluar dari pondok.


Profesi Petani Sering Dianggap Tidak Memiliki Masa Depan Cerah

Meskipun pertanian dan peternakan adalah sektor yang fundamental profesi petani sering dianggap tidak memiliki masa depan emas.  Minat generasi muda pada pertanian dan peternakan juga semakin rendah dan bisa diharapkan sebagai mata pencaharian. Melihat langsung fenomena ini, Rizki Hamdani bertekad mengubah paradigma tersebut dan meyakinkan generasi muda bahwa kedua profesi itu juga menjanjikan penghasilan yang baik.  

                

Source foto : Inspirasi Para Penerang Negeri 

Sarjana Kesehatan Publik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu mengembangkan sistem pertanian terpadu  atau integrated farming sistem ( IFS )  Dan sebab dekat dengan komunitas pesantren, Rizki  memutuskan untuk membina para santri di pondok pesantren.  Rizki memulai dengan program pertanian terpadu bekerja sama dengan Ahmad Habibul Amin, pengasuh pondok Fathul Ulum di Jombang, Jawa Timur pada tahun 2017 


Kelompok Santri Tani Millenial ( KSTM )

Kelompok Santri Tani Millenial ( KSTM ) dirintis oleh Rizki untuk memberdayakan para santri dengan kegiatan bertani, beternak, dan budi daya ikan, hingga saat berkembang menjadi puluhan kelompok Santri Tani yang tersebar di Jombang.

Bukan hal yang mudah bagi Rizki untuk mengajak para santri muda untuk bertani dan beternak.  Banyak santri yang merasa bosan, gagal dalam berkegiatan, atau tergoda menekuni kegiatan.

Tanpa patah semangat, Rizki menggandeng para kiai pondok untuk meyakinkan para santri, dan melalui wejangan dari para kiai, Santri diyakinkan bahwa memiliki keterampilan seperti bertani, beternak, atau budi daya ikan bisa menjadi alternatif setelah keluar dari pondok.

Perjalanan yang cukup berliku membuahkan hasil.  Setelah disediakan fasilitas pasca panen, kelompok tani mengalami peningkatan pendapatan dan diberikan kesempatan mengurus sertifikasi halal dalam pemotongan hewan untuk kelompok perternak unggas. 


Program Unggulan Ngaji Tani

Mengaji yang diselingi dengan edukasi mengenai pertanian maupun peternakan yang diprioritaskan untuk santri berusia 15 ke atas dengan tujuan mereka bisa mengembangkan keterampilannya lebih jauh lagi dengan cara diminta mendesain inovasi pangan baru yang memakai lahan seluas 1,5 meter x 2,5 meter

               

Source foto : Inspirasi Para Penerang Negeri 

Keberlanjutan lingkungan 

Prinsip zero waste diterapkan dengan memanfaatkan limbah peternakan sebagai pupuk organik untuk lahan pertanian.  Untuk itu diharapkan program Kelompok Santri Tani Millenial bisa terus berjalan di sejumlah pesantren karena merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

Strategi untuk  bisa menarik minat para santri untuk mencoba menjadi wirausaha dilakukan oleh Rizki dengan cara mengajak mereka berpraktek simulasi beternak atau bertani.  

Sistem pertanian terpadu telah yang telah melahirkan petani milenial telah masuk kurikulum pesantren.  Dengan ini pesantren memiliki potensi sebagai saluran menciptakan regenerasi petani.


Rizki Hamdani dari Jombang, Jawa Timur, sosok Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2020, telah melahirkan petani milenial dari pesantren untuk meningkatkan produktivitas pertanian baik secara lokal maupun skala nasional.

Santri memang harus serba bisa sebagai bekal kelak saat berjuang di tengah masyarakat.


Sumber : ASTRA - Buku Inspirasi Para Penerang Negeri 

1 komentar:

hendro mengatakan...

Keren banget memberdayakan petani milenial dari santri pesantren