Minggu, 04 Desember 2022

Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas - Mitigasi Bencana

Karakter bencana adalah datangnya tak disangka dan bersifat massal.  Korban dari peristiwa bencana alam bisa terjadi pada siapa saja, termasuk penyandang disabilitas dan OYPMK. 

                 

Saat gempa Cianjur ( pict.by saudara yang menjadi salah satu korban saat terjadi gempa)

Kita masih merasakan duka akibat gempa di wilayah Cianjur dan sekitarnya beberapa waktu yang lalu.   Ini hanyalah satu dari ribuan kasus bencana alam yang terjadi di tanah air.  Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun sampai awal November 2022 sudah ada sekitar tiga ribu peristiwa bencana alam di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi dan penanganan bencana alam.  Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

Meski BNPB sudah punya rencana mitigasi bagi kelompok disabilitas, namun dalam pelaksanaannya, hal ini tetap perlu pengawasan dari berbagai pihak.


Talkshow Ruang Publik KBR

                

Talkshow Ruang Publik KBR

Seperti apa mitigasi bagi kelompok penyandang disabilitas dan OYPMK? dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan? Dalam Talkshow Ruang Publik KBR yang dilaksanakan pada Selasa, 29 November 2022 lalu di Live Streaming YouTube Berita KBR  dibahas bersama narasumber: 

1. Drs. Pangarso Suryotomo - Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB

2. Bejo Riyanto - Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (PELITA), Disabilitas Terdampak Bencana


Mas Bejo Riyanto - Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (PELITA), Disabilitas Terdampak Bencana, dalam hal bencana gempa bumi bercerita bahwa beliau pernah mengalami bencana gempa bumi yang cukup dahsyat pada tahun 2000.  Saat itu beliau merasa semua tampak baik-baik saja. Hingga malam dan semua terlelap, saat itulah gempa terjadi dan saat terbangun semua rumah telah rata, termasuk rumah tempat tinggalnya.  

                 

Bejo Riyanto - Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (PELITA), Disabilitas Terdampak Bencana

"Di saat bencana gempa terjadi pintu rumah terkunci, beliau mengalami kesulitan untuk evakuasi.  Padahal, sebelumnya saat rumah tidak terkunci justru tidak terjadi apa-apa, ujar Mas Bejo."

Lebih lanjut Mas Bejo mengatakan bahwa beliau sangat menyayangkan sikap relawan bencana saat itu yang masih membuat ruang tersendiri bagi penyandang disabilitas dan OYPMK.

Drs. Pangarso Suryotomo - Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB ( Pak Papang )

                 

Drs. Pangarso Suryotomo ( Pak Papng )


Penanggulangan bencana itu penting sekali,  Sehingga apabila terjadi bencana, masyarakat sudah paham apa yang bisa dilakukan, dan tidak panik.  Dan bagaimana agar bencana alam tidak memakan korban jiwa.

Lebih lanjut Pak Papang mengatakan bahwa jika pada terjadinya bencana dapat menimbulkan kedisabilitasan pada seseorang. Dan disabilitas ini juga dapat terjadi double disability atau pun triple disability pada diri disabilitas akibat bencana yang terjadi.

Untuk itu perlunya melibatkan Penyandang Disabilitas dan OYPMK dalam kegiatan penanggulangan bencana  sebab mereka yang lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh OYPMK dan penyandang disabilitas saat mitigasi bencana meskipun hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Namun, setidaknya mereka bisa tertolong dan tertangani dengan baik pada saat bencana dan pasca bencana.

Dengan adanya mitigasi bencana, pengetahuan masyarakat meningkat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

inaRISK Personal

inaRISK Personal merupakan aplikasi yang berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif. Aplikasi ini disusun bersama antara pemerintah dan pihak lain yang memiliki pengalaman dalam edukasi kebencanaan di Indonesia yang dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan dukungan dari Kementerian ESDM, Kementerian PU-Pera, dan BMKG serta lembaga lain terutama dalam penyediaan data.

Dengan adanya aplikasi inaRISK Personal ini diharapkan masyarakat akan lebih tanggap bencana sehingga tidak panik saat terjadi bencana.

Kesimpulan

Pak Papang,

"bencana akan menimbulkan disabilitas baru,  selain memberikan perlindungan dirinya sendiri juga berpartisipasi membantu, pemahaman disabilitas jangan hanya dari fisik, tapi juga akses nya.   Data disabilitas juga penting , sehingga kita tahu dia punya keterbatasan apa"

Mas Bejo,

"kapasitas kawan-kawan disabilitas kurang (merasa malu) , ada poin bagi yang OYPMK bisa tertangani dengan baik, data jadi kunci utama, bagaimana data bener-benar valid, ayo kita gabungkan terus- menerus, siaga bencana"

Dari paparan narasumber, memberi pemahaman juga untuk kita, untuk mulai dari diri kita sendiri bahwa kita juga harus bisa memberikan perlindungan yang aman bagi penyandang disabilitas  dan OYPMK.   Jadi dalam hal ini bukan hanya pemerintah saja yang harus memberikan perlindungan,  termasuk  kita sendiri pun harus memberikan perlindungan.  Hal yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi kepada penyandang disabilitas  dan OYPMK.

Mereka ikut dan terlibat dalam mitigasi bencana, tentunya juga dengan membekali mereka pengetahuan tentang bencana dan cara menanggulanginya, sehingga membuat hidup mereka pun akan menjadi lebih baik dan merasa aman.


Tidak ada komentar: