hadir di Connect 2019
Siang itu aku belanja ke warung tetangga, berniat membeli barang kebutuhan rumah tangga seperti : minyak, gula, beras, dan lainnya. Aku memang rutin belanja ke warung tetangga, karena harga-harganya yang bersaing, barang tersedia, dan yang pasti dekat dari rumah.
Terjadi percakapan antara aku ( pembeli = P) dan Pemilik Warung ( PW).
P. : Assalamu'alaikum bu..bu.. mau belanja!
PW : Owh iya bu, mau belanja apa?
P : Biasa bu, minyak 2 liter, beras 5 kg, gula 1 kg, kecap 1 botol, sama sabun cuci yah bu!
PW : sebentar bu saya catat dulu (sambil ambil sobekan bekas kardus, lalu menulis catatan belanjaanku dan sekalian harganya )
P : Berapa semuanya bu?
PW : Seratus dua puluh lima ribu, bu (hanya itungan kasar hehehhe)
P : ini uangnya bu!
PW : Terima kasih bu, sering - sering belanja di sini yah bu, makin sepi nih! Pada belanja online kayaknya nih ibu -ibu yang lain ( sambil agak sedih)
P : Insya Alloh , Bu ( jawabku sambil berlalu pulang ).
PW : Owh iya bu, mau belanja apa?
P : Biasa bu, minyak 2 liter, beras 5 kg, gula 1 kg, kecap 1 botol, sama sabun cuci yah bu!
PW : sebentar bu saya catat dulu (sambil ambil sobekan bekas kardus, lalu menulis catatan belanjaanku dan sekalian harganya )
P : Berapa semuanya bu?
PW : Seratus dua puluh lima ribu, bu (hanya itungan kasar hehehhe)
P : ini uangnya bu!
PW : Terima kasih bu, sering - sering belanja di sini yah bu, makin sepi nih! Pada belanja online kayaknya nih ibu -ibu yang lain ( sambil agak sedih)
P : Insya Alloh , Bu ( jawabku sambil berlalu pulang ).
Maraknya bisnis online, memang membuat geliat ekonomi semakin terasa bersaing. Para pelaku 2019 – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ( UMKM ) seperti warung tetanggaku ini kalah dengan bisnis online yang tentunya dengan mudah pemasarannya. Tekhnologi digital sangat berperan disini. Padahal Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan penopang ekonomi nasional. Jumlahnya meliputi 60 juta di seluruh Indonesia. Namun demikian mereka pada umumnya masih mengalami hambatan akses baik terhadap finansial, informasi, maupun juga akses terhadap pasar yang lebih besar.
bersama bloggercrony community
Beberapa waktu lalu, atas undangan dari BloggerCrony Community , aku berkempatan mengikuti acara Connect 2019, yang berlangsung tanggal 30-31 Oktober 2019, Di Hall B Jakarta Convention Center ( JCC), Senayan.
CONNECT 2019 adalah ajang konferensi dan eksibisi yang diselenggarakan oleh Traya, penyelenggara pameran yang sudah pengalaman bertahun-tahun dalam bidangnya, bersama Kitatama, sebuah event management yang fokus pada konferensi teknologi dan transformasi digital UKM.
Saat itu aku mengikuti diskusi yang bertajuk " Synergic Collaboration among Corporates, Startups, SMEs, & Government"
Connect 2019
Warung Pintar
Agung Bezharie (Co-Founder/CEO Warung Pintar), mengatakan bahwa UMKM pada umumnya masih mengalami hambatan akses baik terhadap finansial, informasi, maupun juga akses terhadap pasar yang lebih besar.
Lebih lanjut, Agung membeberkan bahwa masalah pemilik warung seperti :
1. Pencatatan transaksi yang asal di kertas ( sobekan kardus)
2. Masalah barang yang tidak konsisten
3. Tidak adanya akses ke finasial bank
Untuk itulah Warung Pintar (Warung Pintar) lahir. Warpin lahir berangkat dari statistik bahwa dari UMKM di seluruh Indonesia yang sejumlah 60jt, 90%-nya adalah usaha mikro. Warpin melihat peluang untuk meningkatkan performance usaha mikro tersebut melalui pembukaan akses.
1. Pencatatan transaksi yang asal di kertas ( sobekan kardus)
2. Masalah barang yang tidak konsisten
3. Tidak adanya akses ke finasial bank
Untuk itulah Warung Pintar (Warung Pintar) lahir. Warpin lahir berangkat dari statistik bahwa dari UMKM di seluruh Indonesia yang sejumlah 60jt, 90%-nya adalah usaha mikro. Warpin melihat peluang untuk meningkatkan performance usaha mikro tersebut melalui pembukaan akses.
Kelontong, Gerobak, Warkop, Pangkalan Ojol, atau Apapun Jenis Usahamu semua bisa #TumbuhBarengWarung
Warung Pintar adalah perusahaan teknologi yang mentransformasi warung di Indonesia yang menyediakan program yang memungkinkan Juragan terus bertumbuh sesuai dengan jenis usahanya. Mulai dari kemudahan pesan barang, monitor kemajuan usaha, pendampingan dengan berbagai teknologi pendukung usaha, kegiatan komunitas dan edukasi, hingga kesempatan untuk renovasi warungmu.
Keuntungan Warung Pintar :
1. Terus Untung, karena dapat harga gudang dan promo.
2. Tepat Waktu, barang dagangan dikirim secara akurat serta bebas ongkir.
3. Tukar Poin, pembelanjaan bisa dapat diskon dan hadiah.
4. Tambah Pintar, dengan tekhnologi pendukung usaha dan program edukasi.
1. Terus Untung, karena dapat harga gudang dan promo.
2. Tepat Waktu, barang dagangan dikirim secara akurat serta bebas ongkir.
3. Tukar Poin, pembelanjaan bisa dapat diskon dan hadiah.
4. Tambah Pintar, dengan tekhnologi pendukung usaha dan program edukasi.
Wah ini cocok banget buat para pelaku mikro ekonomi agar bisa bersaing. Untuk informasi lebih lanjut bisa di cek di
web : www.warungpintar.co.id
web : www.warungpintar.co.id
Dalam kata penutupnya, Agung mengatakan " Satu visi untuk merah putih sehingga kita bisa berkolaborasi bersama-sama".
Rumah Kreatif BUMN
Berbagai upaya untuk memberikan akses terhadap UMKM, terutama akses terhadap digitalisasi juga telah banyak dilakukan oleh banyak pihak.
Pendirian Rumah Kreatif BUMN yang merupakan kolaborasi BUMN untuk menghadirkan akses kepada dunia digital kepada UMKM di berbagai daerah. Bank Mandiri dan Telkom merupakan dua BUMN yang banyak terlibat dalam program digitalisasi UMKM ini.
Hery Sofiaji (AVP Micro Development and Agent Banking Group Bank Mandiri) dalam forum tersebut menyampaikan bahwa Bank Mandiri telah menyalurkan kredit lebih dari Rp 150 triliun kepada UMKM, 47 triliun di antaranya potensial diberikan kepada UMKM yang bersifat digital.
Selain ikut memodali UMKM atau startup, Bank Mandiri juga terjun ke dalam industri fintech lending, dengan cara melakukan “co-opetition”, kompetisi dalam kooperasi, dengan fintech lain. Jadi, kehadiran fintech bagi Bank Mandiri tak dipandang semata-mata sebagai kompetitor yang tidak bisa diajak bekerja sama. Hery menuturkan bahwa ada peluang sekaligus tantangan dalam industri fintech. Dalam hal ini Bank mandiri capital yang akan memberikan modal untuk para fintech.
Bank Mandiri menggandeng seperti :
Amartha, Koinworks, Bukalapak, Crowde untuk bekerjasama dalam pemberian pinjaman di sektor pertanian, perikanan, juga sektor produksi.
Amartha, Koinworks, Bukalapak, Crowde untuk bekerjasama dalam pemberian pinjaman di sektor pertanian, perikanan, juga sektor produksi.
BUMN lainnya yang ikut berperan dalam Rumah Kreatif BUMN adalah Telkom.
Telkom yang juga telah dikenal sebagai perusahaan berlatarbelakang teknologi digital juga telah membangun lebih dari 50 unit Rumah Kreatif BUMN. Dalam mewujudkan visi untuk menjadi salah satu lokomotif pengembangan ekonomi digital, Telkom berkiprah melalui berbagai program, salah satunya melalui program inkubator bisnis “Indigo” dan digital valley di 4 kota di Indonesia. Melalui program inkubasi ini, diberikan bantuan pendanaan dan akses pasar kepada para startup binaan.
Telkom yang juga telah dikenal sebagai perusahaan berlatarbelakang teknologi digital juga telah membangun lebih dari 50 unit Rumah Kreatif BUMN. Dalam mewujudkan visi untuk menjadi salah satu lokomotif pengembangan ekonomi digital, Telkom berkiprah melalui berbagai program, salah satunya melalui program inkubator bisnis “Indigo” dan digital valley di 4 kota di Indonesia. Melalui program inkubasi ini, diberikan bantuan pendanaan dan akses pasar kepada para startup binaan.
Joddy Hernady (EVP Digital & Next Business Telkom Group) mengatakan bahwa dalam perkembangannya, kualitas startup sangat variatif sehingga dibutuhkan asistensi yang lebih intens. Untuk itu dibangun DILO di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut Pak Jody mengatakan bahwa BUMN dalam hal ini Telkom, berinisiatif menggerakkan UMKN untuk Go Global. Diharapkan UMKN bisa sebagai imam pendorong ekonomi Indonesia. Sehingga terbentuk UMKM yang:
• Go modern
• Siap digital
• Siap online
• Go modern
• Siap digital
• Siap online
STARTUP
Untuk sesi selanjutnya diskusi bertajuk "Tips for SMEs on Increasing Profits Trough Social Media " bersama Fariz Egia Gamal ( Owner Mister Brewok) dan Ridho Khusnul Fadhil ( CEO Humblezing)
Connect 2019
Untuk memulai berbisnis dalam menyongsong ekonomi digital, orang tak perlu lagi sendirian memikirkan aspek teknologi. Sudah banyak platform dan penyedia teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis, layanan, atau aplikasi yang makin mudah digunakan.
Para startup yang sama sekali buta akan teknologi digital bisa memanfaatkan layanan pengembangan teknologi dan user interface dari nol. Para startup bisa memilih fitur-fitur yang ingin dikembangkan pada saat mulai.
Para startup yang sama sekali buta akan teknologi digital bisa memanfaatkan layanan pengembangan teknologi dan user interface dari nol. Para startup bisa memilih fitur-fitur yang ingin dikembangkan pada saat mulai.
Transformasi digital juga memungkinkan orang dengan bakat-bakat dan kemampuan khusus untuk bisa menemukan pekerjaan yang paling sesuai baginya melalui platform penyedia informasi lowongan kerja paruh waktu.
Mister Brewok
Misterbrewok merupakan portal one stop shop untuk kebutuhan mens grooming pria sejak Januari 2015. Berawal dari menjual penumbuh brewok seperti Minoxidil dan Biotin, kini Misterbrewok mencoba untuk mengkurasi produk-produk mens grooming terbaik yang kalian bisa dapatkan di website ini. Semua produk yang dijual merupakan pilihan terbaik yang ada di market.
Nah untuk urusan promo produk dan layanan banyak platform yang makin mempermudah yaitu melakukan promo di media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Untuk Instagram Mister Brewok bisa dilihat di : @MisterBrewok.
Fariz Egia Gamal (Owner Mister Brewok) mengatakan bahwa akuisisi customer baru sangat penting, harus sisihkan budget untuk promote di media sosial. Harus tahu target pasarnya.
Fariz Egia Gamal (Owner Mister Brewok) mengatakan bahwa akuisisi customer baru sangat penting, harus sisihkan budget untuk promote di media sosial. Harus tahu target pasarnya.
Gamal lebih lanjut menjelaskan bahwa jualan sebenarnya bukan terpaku pada produknya, akan tetapi bagaimana respon dari customer setelah pakai produk ini. Jadi memantain Before - after nya.
Melihat follower di Instagram @MisterBrewok yang mencapai 108ribu, membuktikan bahwa promosi produk dari Mister Brewok bisa tepat sasaran.
Promosi nya dilakukan dengan
mengadakan survey, giveaway , juga rutin menanyakan sama follower nya sehingga tercipta saling timbal balik.
mengadakan survey, giveaway , juga rutin menanyakan sama follower nya sehingga tercipta saling timbal balik.
Menurut Gamal, paid promo yang bagus yaitu begitu punya content yang menarik, langsung paid promote di platform instagram. Content yang tepat yaitu bawa produk yang ditawarkan harus benar-benar menjawab kebutuhan. Satu lagi
jangan lupa menyiapkan spare budget untuk paid promote ini, pungkas Gamal.
jangan lupa menyiapkan spare budget untuk paid promote ini, pungkas Gamal.
Humblezing @Humblezing
Untuk urusan promo produk dan layanan, banyak platform yang makin mempermudah. “Kita harus melakukan promo di media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Namun tetap saja ads di medsos itu harus hanya sebagai pelengkap saja, yang lebih penting lagi adalah engagement dengan customer,” tutur Ridho Khusnul Fadhil (CEO Humblezing).
Cek instagram Humblezing @Humblezing. Humblezing memasarkan produk Clothing line. Follower 103ribu tidak membuat Humblezing berhenti dan stag ditempat. Harus tahu target pasarnya. Bisa dilihat di Humblezing insight . Jadi meningkatkan view dari instagram , harus tetap dimaintain dan terus ditingkatin. Nah untuk next tahun 2020 , Humblezing akan menyasar segmen Youtube untuk promosi selanjutnya.
Hmmm.. Begitu banyaknya platform yang memanjakan startup, dengan mudah kita bisa menggunakannya. Kamu bisa memulai bisnis startup kamu dari sekarang. Mau bisnis apa? Tetapkan budget, segmen pasar, target, dan lainnya. Gunakan platform sebijak mungkin dan rasakan keuntungan mudahnya menggunakan digital dengan leluasa untuk kemajuan bisnismu.
Owh iya untuk Infrasruktur tidak boleh dilupakan. Tanpa infrastruktur, segala macam pembicaraan tentang Revolusi Industri 4.0, misalnya, tidak akan jalan. Untuk itulah masyarakat perlu diberdayakan terutama di pelosok, agar tidak perlu menunggu pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital sampai kondisi yang sempurna. Mereka bisa proaktif untuk membuat infrastruktur sendiri, misalnya dengan melalui Bumdes atau koperasi desa membikin ISP (Internet Service Provider) sendiri. Di atas jaringan ISP desa tersebut nantinya akan terbangun bisnis dan ekonomi digital.
UMKM mempunyai akses yang leluasa terhadap ekonomi digital. Para pelaku startup pun bisa merasakan enaknya menggunakan teknologi dan platform untuk memulai bisnis.
Informasi mengenai CONNECT 2019 bisa dilihat di https://connectindonesia.id/
3 komentar:
Ini memang yang sering terjadi di masyarakat, warung kecil masih tertinggal padahal jika mau mengikuti perkembangan jaman dengan dunia digital warung ini pasti bertahan
Wah memang era nya serba digital....boleh juga nih warung digital Spt ini supaya tetep bisa bersaiang...di era global spt spt sekarang
menarik sekali ya jika warung digital untuk dikembangkan. Thanks mom untuk share tentang info ini
Posting Komentar